BERITA DUNIA TERKINI SEOUL — Seorang pembelot Korea Utara yang tinggal di Korea Selatan ditahan, Selasa (1/10) setelah menabrakkan bus curian ke barikade di sebuah jembatan dekat perbatasan yang dijaga ketat oleh militer, dalam upaya yang tampaknya untuk kembali ke Korea Utara, demikian laporan kantor berita Yonhap.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 1:30 dini hari (16:30 GMT pada hari Senin) di Jembatan Tongil di Paju, barat laut ibu kota Seoul, setelah pria itu mengabaikan peringatan dari tentara yang menjaga jembatan dan mencoba untuk menerobos, kata Yonhap, mengutip polisi kota.
Polisi Paju merujuk pertanyaan-pertanyaan mengenai insiden itu ke otoritas polisi provinsi.
Kantor polisi Gyeonggi utara belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Laporan itu mengatakan pria berusia 30-an yang membelot lebih dari satu dekade lalu itu mengatakan kepada polisi bahwa ia mencoba kembali ke Korea Utara setelah berjuang untuk menetap di Selatan.
Sangat tidak biasa bagi warga Korea Utara yang telah melarikan diri dari negara mereka yang terisolasi untuk mencoba kembali, meskipun banyak yang berjuang untuk beradaptasi dengan kehidupan di negara tetangga mereka yang demokratis dan kapitalis.
Hingga Juni, sekitar 34.200 warga Korea Utara telah bermukim kembali di Korea Selatan, sebagian besar setelah perjalanan yang sulit dan terkadang mengancam jiwa, biasanya melalui Tiongkok, untuk melarikan diri dari kemiskinan dan penindasan di tanah air mereka, kata kementerian unifikasi Seoul.
Kementerian, yang menangani urusan lintas perbatasan dan memberikan dukungan pemukiman kembali bagi para pembelot, mengatakan pada tahun 2022 bahwa sekitar 30 pembelot dipastikan telah kembali ke Korea Utara sejak 2012, tetapi para pembelot dan aktivis mengatakan mungkin ada lebih banyak kasus yang tidak dilaporkan.
Pada awal tahun 2022, seorang pembelot berusia 30-an melakukan perjalanan pulang yang langka namun berisiko ke Korea Utara melalui perbatasan yang dijaga ketat setelah berjuang untuk bertahan hidup di Korea Selatan, yang memicu perdebatan baru tentang bagaimana para pelarian tersebut diperlakukan di negara asal mereka yang baru. [my/ab]