BERITA DUNIA TERKINI – Upacara pemakaman dilangsungkan bagi seorang perempuan Palestina yang ditembak mati di rumahnya di Kota Jenin, Tepi Barat, di mana Otoritas Palestina bulan ini melancarkan kampanye yang sangat jarang dilakukan terhadap kelompok militan.
Keluarga Shatha Al-Sabbagh, mahasiswi jurnalistik berusia 22 tahun, mengatakan ia tewas dibunuh oleh seorang penembak jitu (sniper) pasukan keamanan Palestina pada Sabtu (28/12) malam saat sedang bersama ibunya dan dua anak kecil.
Mereka mengatakan saat insiden terjadi, tidak ada kelompok militan lain di kawasan itu.
Pernyataan dari pasukan keamanan Palestina mengatakan Shatha Al-Sabbagh ditembak oleh “outlaws”, suatu terminologi yang digunakan bagi kelompok militan lokal yang beberapa tahun terakhir ini ikut melawan Israel.
Pasukan keamanan Palestina mengutuk penembakan itu dan bertekad akan menyelidikinya.
Otoritas Palestina yang didukung Barat menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel.
Otoritas Palestina sangat tidak populer di kalangan warga Palestina, terutama karena bekerja sama dengan Israel dalam masalah keamanan, bahkan ketika Israel menuduhnya melakukan penghasutan. Otoritas Palestina secara umum diketahui kerap menutup mata terhadap militansi warga.
Siapa yang Menembak Shatha?
Dalam sebuah pernyataan, keluarga al-Sabbagh menuduh pasukan keamanan Palestina telah menjadi “alat represif yang mempraktikkan terorisme terhadap rakyat mereka sendiri alih-alih melindungi martabat mereka dan melawan pendudukan Israel.”
Kelompok militan Hamas menyalahkan pasukan keamanan Palestina dan mengatakan Shatha Al-Sabbagh adalah saudara perempuan dari salah seorang kombatan mereka yang tewas dalam pertempuran melawan pasukan Israel tahun lalu.
Ratusan orang berdemonstrasi di Jenin untuk mendukung pasukan keamanan Palestina. Demonstrasi pada Minggu (29/12) malam itu diorganisasi oleh Partai Fatah, yang didominasi oleh Otoritas Palestina. [em/jm]