Nama lengkap: Abdullah bin Hussein
Tanggal lahir: 30 Januari 1962, Amman, Yordania
Keluarga & Pendidikan: Putra Raja Hussein, Alumnus Royal Military Academy Sandhurst, Georgetown, dan Oxford
Karier Militer & Politik:
-
Bergabung Angkatan Bersenjata Yordania (1982), mencapai pangkat Field Marshal
-
Naik tahta pada 7 Februari 1999 setelah wafatnya Raja HusseinModernisasi militer: pembelian F‑16, peningkatan kemampuan tempur & basis industri pertahanan
Peran Regional & Diplomasi:
-
Penjamin status situs suci di Yerusalem serta advokat solusi dua-negara Palestina–Israel
-
Inisiatif: “Amman Message” (2004), ‘A Common Word’ (2006), dan proposal Pekan Harmoni Antar-Agama PBB (2010)
🛡️ Intervensi terhadap Drone Iran
Saat Iran melancarkan ratusan drone dan rudal ke Israel pada April 2024, Yordania menghalangi serangan tersebut dengan alasan pertahanan wilayah udara sendiri:
-
Yordania menyatakan tindakan ini tidak untuk membantu Israel tetapi demi melindungi kawasan dan rakyatnya dari ancaman yang lewat di atas wilayahnya
-
Raja Abdullah menegaskan:
“Jordan will not be a battlefield for any party; any drone or missile that enters our airspace will be dealt with — from Iran, Israel, or anyone else.”
-
Kerja sama ini merupakan bagian dari pertahanan koalisi dengan AS, Inggris, dan Prancis
-
Meski mendapat tentangan publik Yordania (terutama di kalangan pro-Palestina), pemerintah menegaskan bahwa stabilitas domestik dan regional menjadi prioritas
🎯 Kesimpulan & Dampak
-
King Abdullah II tampil sebagai pemimpin yang mengambil keputusan strategis: pertahankan kedaulatan nasional sambil menjaga keseimbangan diplomatik.
-
Aksi ini memperkuat posisi Yordania sebagai sekutu penting Barat dan Israel dalam pertahanan udara, meski menantang sentimen rakyatnya sendiri.
-
Ia berhasil menjaga Yordania dari masuknya konflik regional ke wilayahnya, walaupun menghadapi tekanan domestik karena simpati kuat terhadap Palestina.