Hamas Siap Akhiri Perang Sepenuhnya, Bukan Gencatan Senjata 60 Hari

Hamas Siap Akhiri Perang Sepenuhnya

Gaza, 3 Juli 2025 – Kelompok Hamas secara resmi menyatakan kesiapannya untuk mengakhiri perang secara permanen dengan Israel, menolak tawaran yang hanya bersifat gencatan senjata sementara selama 60 hari. Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa Hamas menginginkan penyelesaian konflik jangka panjang yang tidak hanya bersifat sementara atau taktis.

Penolakan terhadap Gencatan Senjata Sementara

Juru bicara resmi Hamas menyatakan bahwa rakyat Palestina membutuhkan perdamaian yang berkelanjutan, bukan hanya “jeda tembak-menembak”. Dalam keterangan tertulis yang dirilis hari ini, Hamas menegaskan bahwa tawaran gencatan senjata 60 hari dari pihak mediasi tidak memenuhi aspirasi rakyat Gaza yang telah menderita akibat blokade dan serangan udara selama berbulan-bulan.

“Kami tidak akan menerima kesepakatan yang hanya menghentikan pertempuran untuk sementara, sementara penjajahan terus berlangsung dan rakyat kami tetap dalam penderitaan,” ujar juru bicara Hamas.

Seruan untuk Kesepakatan Permanen

Hamas menekankan bahwa mereka terbuka terhadap kesepakatan permanen yang mencakup:

  • Penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza

  • Penghentian blokade yang telah berlangsung lebih dari 15 tahun

  • Pertukaran tahanan secara menyeluruh

  • Perlindungan internasional bagi rakyat Palestina

  • Rekonstruksi Gaza di bawah pengawasan internasional

Kelompok tersebut juga menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan negara-negara Arab dan internasional demi mencapai penyelesaian jangka panjang yang adil dan bermartabat.

Reaksi Internasional

Pernyataan Hamas ini memicu reaksi beragam dari komunitas internasional. PBB menyambut baik niat untuk mengakhiri perang, namun tetap menekankan pentingnya langkah-langkah konkret dari kedua belah pihak. Amerika Serikat dan Mesir, yang terlibat dalam proses mediasi, saat ini sedang meninjau ulang formula perundingan terbaru pasca pernyataan Hamas.

Uni Eropa juga menyerukan agar Israel merespons secara konstruktif dan tidak menutup peluang bagi perdamaian permanen. “Setiap niat menuju penghentian kekerasan permanen harus disambut dan difasilitasi,” demikian pernyataan dari perwakilan diplomatik Uni Eropa untuk Timur Tengah.

Israel Belum Berkomentar

Sementara itu, pemerintah Israel belum memberikan tanggapan resmi atas tawaran Hamas tersebut. Namun, beberapa pejabat militer menyatakan skeptisisme terhadap niat kelompok tersebut dan menuntut jaminan keamanan yang lebih konkrit sebelum menyetujui penghentian total operasi militer.

Krisis Kemanusiaan Masih Berlanjut

Di tengah ketegangan politik ini, situasi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan. Menurut data terakhir dari badan kemanusiaan PBB, lebih dari 38.000 warga sipil telah kehilangan tempat tinggal, dan akses terhadap air bersih, makanan, serta obat-obatan sangat terbatas.

Kelompok-kelompok kemanusiaan mendesak semua pihak agar tidak menunda proses perdamaian karena korban utama adalah rakyat sipil, terutama anak-anak dan perempuan.


Penutup

Pernyataan kesediaan Hamas untuk mengakhiri perang sepenuhnya menandai babak baru dalam konflik panjang Palestina-Israel. Meski penuh tantangan, peluang menuju perdamaian sejati kini terbuka lebar—asalkan kedua pihak bersedia meletakkan senjata dan memprioritaskan kemanusiaan di atas kepentingan politik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *