Rusia Pecah Kongsi dengan Azerbaijan, Berikut 4 Pemicunya

Rusia Pecah Kongsi dengan Azerbaijan

Hubungan Rusia dan Azerbaijan yang selama ini terlihat stabil dan saling menguntungkan kini mulai menunjukkan tanda-tanda keretakan. Pecah kongsi antara dua negara eks-Uni Soviet ini bukan terjadi tanpa sebab. Ketegangan yang meningkat, terutama setelah konflik Nagorno-Karabakh dan dinamika geopolitik regional, telah menjadi sorotan internasional.

Berikut adalah empat pemicu utama retaknya hubungan antara Rusia dan Azerbaijan:


1. 🛑 Penarikan Pasukan Perdamaian Rusia dari Nagorno-Karabakh

Salah satu pemicu utama keretakan ini adalah penarikan pasukan penjaga perdamaian Rusia dari wilayah Nagorno-Karabakh pada awal 2024. Pasukan Rusia awalnya dikerahkan pada tahun 2020 sebagai bagian dari kesepakatan damai antara Armenia dan Azerbaijan yang dimediasi oleh Moskow.

Namun, pengurangan komitmen militer Rusia di wilayah itu dianggap oleh Azerbaijan sebagai bentuk ketidakkonsistenan dan menimbulkan kecurigaan terhadap motif Rusia di wilayah tersebut. Sementara itu, Rusia menyatakan bahwa kehadirannya tidak lagi diperlukan karena situasi sudah “stabil”, namun langkah ini dipersepsikan sebagai sinyal bahwa Rusia sedang mengalihkan fokus dari Kaukasus Selatan ke konflik lainnya seperti di Ukraina.


2. ⚖️ Kedekatan Azerbaijan dengan Turki dan NATO

Azerbaijan semakin menjalin hubungan strategis dengan Turki, yang merupakan anggota NATO. Aliansi militer dan kerja sama pertahanan antara kedua negara telah berkembang pesat, termasuk latihan militer gabungan dan transfer teknologi persenjataan.

Bagi Rusia, ini merupakan sinyal negatif karena memperkuat pengaruh NATO di wilayah yang dulunya merupakan bagian dari sphere of influence (lingkup pengaruh) Rusia. Ketergantungan Azerbaijan pada Turki dan kedekatan simbolis serta strategis mereka semakin memperlemah dominasi Rusia di kawasan Kaukasus.


3. 📉 Persaingan Energi dan Jalur Transportasi

Azerbaijan telah mengambil langkah agresif dalam mengekspor energi ke Eropa, khususnya gas alam, melalui jalur yang menghindari Rusia seperti Trans Adriatic Pipeline (TAP) dan proyek Middle Corridor. Hal ini melemahkan posisi Rusia sebagai pemasok energi utama ke Eropa, terlebih saat Rusia tengah menghadapi sanksi ekonomi Barat.

Moskow melihat langkah Azerbaijan ini sebagai manuver ekonomi-politik yang secara tidak langsung mengancam dominasi energi Rusia dan mengalihkan perhatian geopolitik Eropa dari Rusia ke Azerbaijan dan kawasan Kaukasus.


4. 🔥 Ketegangan Diplomatik dan Isu Etnis di Dagestan

Selain faktor eksternal, ketegangan internal juga berperan. Wilayah Dagestan di Rusia yang berbatasan langsung dengan Azerbaijan memiliki kedekatan etnis dan kultural dengan populasi Azerbaijan. Baru-baru ini, muncul kekhawatiran bahwa pengaruh Azerbaijan terhadap kelompok etnis di Dagestan dapat memicu instabilitas lokal dan separatisme.

Selain itu, serangan siber dan kampanye media yang saling menyudutkan antara kedua negara juga memperburuk citra masing-masing di mata publik, membuat hubungan kedua negara semakin dingin.


Penutup

Hubungan Rusia dan Azerbaijan tengah memasuki fase yang penuh ketegangan. Meski belum terjadi konflik terbuka, pecah kongsi ini menunjukkan betapa rumitnya dinamika geopolitik di kawasan Kaukasus. Dengan berbagai kepentingan yang saling bertabrakan—baik dari sisi militer, ekonomi, hingga etnis—bukan tidak mungkin eskalasi hubungan ini akan membawa dampak yang lebih luas bagi stabilitas regional.

Dunia internasional, terutama negara-negara di sekitar Laut Kaspia dan Kaukasus, kini memantau dengan cermat perkembangan antara Rusia dan Azerbaijan yang kian hari kian tak sejalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *