Perang Pecah, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Thailand vs Kamboja

Perang Pecah

Ketegangan geopolitik di Asia Tenggara kembali memanas. Kali ini, konflik bersenjata pecah antara Thailand dan Kamboja, dua negara bertetangga yang sebelumnya memiliki sejarah panjang perseteruan wilayah. Di tengah meningkatnya ketegangan dan mobilisasi pasukan di perbatasan, publik internasional pun mulai menyoroti perbandingan kekuatan militer antara kedua negara ini.

1. Gambaran Umum Militer Thailand

Thailand memiliki salah satu kekuatan militer terbesar di Asia Tenggara. Dengan anggaran pertahanan yang cukup besar dan kedekatannya dengan negara-negara barat seperti Amerika Serikat, Thailand secara rutin melakukan modernisasi senjata dan latihan gabungan.

Komponen Militer Thailand:

  • Jumlah personel aktif: Sekitar 360.000 tentara

  • Cadangan militer: 200.000 lebih

  • Anggaran pertahanan: Sekitar $7 miliar USD (terbaru)

  • Kekuatan darat: Lebih dari 700 tank tempur utama (termasuk VT-4 buatan China dan M60 buatan AS)

  • Kekuatan udara: Sekitar 300 pesawat (termasuk F-16 Fighting Falcon, Gripen JAS 39)

  • Kekuatan laut: Memiliki lebih dari 70 kapal perang termasuk fregat, korvet, dan kapal selam (dalam proses akuisisi)

Thailand juga memiliki industri pertahanan dalam negeri yang berkembang serta program modernisasi militer jangka panjang untuk menghadapi ancaman regional.

2. Gambaran Umum Militer Kamboja

Kamboja memiliki kekuatan militer yang lebih kecil dan lebih terbatas dibandingkan Thailand. Negara ini masih banyak bergantung pada peralatan bekas dan bantuan militer dari sekutu seperti China.

Komponen Militer Kamboja:

  • Jumlah personel aktif: Sekitar 125.000 tentara

  • Cadangan militer: 200.000+

  • Anggaran pertahanan: Sekitar $635 juta USD (terbaru)

  • Kekuatan darat: Ratusan kendaraan lapis baja ringan dan artileri

  • Kekuatan udara: Sekitar 20-30 pesawat (banyak di antaranya model lama dan dalam kondisi operasional terbatas)

  • Kekuatan laut: Beberapa kapal patroli dan kapal kecil (tidak memiliki kapal perang besar)

Walaupun kapasitasnya terbatas, Kamboja telah meningkatkan hubungan militernya dengan China, dan belakangan ini menerima donasi perlengkapan militer, termasuk rudal darat-ke-udara dan drone pengintai.

3. Kekuatan Strategis dan Aliansi

Thailand:

  • Aliansi penting: Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara ASEAN

  • Latihan gabungan besar: Cobra Gold (dengan AS dan negara lain)

  • Kesiapan tempur: Sangat tinggi, dengan komando gabungan dan struktur logistik matang

Kamboja:

  • Aliansi penting: China

  • Kerja sama militer: Latihan bersama dengan Tiongkok

  • Kesiapan tempur: Lebih rendah dibanding Thailand, namun memperlihatkan peningkatan taktis di beberapa wilayah

4. Faktor Geografis dan Taktis

Wilayah perbatasan antara Thailand dan Kamboja memiliki sejarah konflik sejak lama, terutama soal klaim atas situs bersejarah seperti Candi Preah Vihear. Wilayah yang berbukit dan tertutup hutan menjadi tantangan tersendiri dalam konflik ini. Thailand yang memiliki kekuatan udara lebih unggul memiliki keuntungan dalam penguasaan wilayah dari udara, sedangkan Kamboja bisa mengandalkan pengetahuan lokal dan medan untuk strategi gerilya.

5. Potensi Eskalasi dan Reaksi Internasional

Perang antara dua negara ASEAN menjadi perhatian besar dunia. PBB, ASEAN, dan negara-negara besar seperti AS dan Tiongkok menyerukan de-eskalasi konflik. Negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Laos juga waspada agar konflik tidak meluas ke wilayah mereka.

6. Analisis: Siapa Lebih Unggul?

Dari segi kekuatan konvensional dan modernisasi, Thailand secara signifikan lebih unggul. Baik dari sisi jumlah personel aktif, perlengkapan tempur, kekuatan udara, maupun strategi dan logistik militer. Kamboja, meskipun tertinggal secara kuantitatif, tidak bisa diremehkan karena memiliki motivasi kuat, semangat nasionalisme tinggi, dan dukungan tidak langsung dari Tiongkok.

Namun, kekuatan militer bukan satu-satunya penentu kemenangan. Stabilitas politik, dukungan rakyat, strategi diplomasi, serta posisi internasional juga memainkan peran krusial dalam hasil akhir konflik ini.


Kesimpulan:
Perbandingan kekuatan militer antara Thailand dan Kamboja menunjukkan ketimpangan yang cukup besar. Namun sejarah telah mengajarkan bahwa dalam konflik regional, hasil perang tidak selalu ditentukan oleh senjata tercanggih, melainkan oleh ketahanan politik, strategi cerdas, dan dukungan global. Diharapkan ASEAN segera turun tangan untuk memediasi sebelum konflik ini merenggut lebih banyak korban.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *