Jenderal AD Iran: Ancaman Israel Belum Berakhir, Rudal Teheran Siaga

Jenderal AD Iran

Teheran, Iran – Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas setelah pernyataan terbaru dari Komandan Angkatan Darat Iran. Jenderal Kioumars Heydari menegaskan bahwa ancaman dari Israel belum sepenuhnya berakhir, dan menyatakan kesiapan penuh sistem pertahanan rudal Iran untuk merespons segala bentuk agresi militer.

Dalam pidatonya yang disampaikan pada sebuah acara militer di Teheran, Jenderal Heydari mengatakan bahwa Iran telah menempatkan seluruh unit rudalnya dalam status siaga penuh menyusul eskalasi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir di kawasan Timur Tengah. Ia menyebut Israel sebagai ancaman regional yang terus berusaha mengguncang stabilitas politik dan keamanan negara-negara Islam, khususnya Iran.

“Kami tidak akan lengah. Musuh kami, khususnya rezim Zionis, tidak akan pernah luput dari pengawasan kami. Rudal kami siap meluncur kapan saja jika mereka mencoba bertindak gegabah,” ujar Jenderal Heydari.

Iran Perkuat Sistem Pertahanan Rudal

Iran diketahui telah meningkatkan kapabilitas militernya dalam beberapa tahun terakhir, khususnya dalam pengembangan rudal balistik jarak menengah hingga jauh. Dalam beberapa laporan intelijen, Teheran disebut telah mengembangkan sistem rudal Fateh-110, Shahab, hingga Kheibar Shekan, yang mampu menjangkau sasaran hingga ratusan kilometer.

Jenderal Heydari juga menyatakan bahwa pertahanan udara Iran saat ini tidak hanya mengandalkan sistem domestik, tetapi juga telah mengalami modernisasi berkat kemitraan strategis dengan negara-negara seperti Rusia dan China.

“Kami bukan hanya siap untuk bertahan, tetapi juga mampu menyerang secara presisi,” tambahnya.

Eskalasi dan Serangan Balasan

Pernyataan ini muncul setelah serangkaian insiden militer antara Iran dan Israel dalam beberapa bulan terakhir. Israel secara terbuka mengakui telah melakukan beberapa serangan terhadap target yang diklaim sebagai milisi pro-Iran di Suriah dan Lebanon.

Sebaliknya, Iran dituding telah membalas serangan tersebut melalui proksi regional seperti Hizbullah dan kelompok Houthi di Yaman. Bahkan, laporan dari beberapa sumber Barat menyebutkan bahwa sistem pertahanan Iron Dome Israel beberapa kali harus diaktifkan untuk menghalau potensi serangan drone dan rudal.

Respons Internasional

Dunia internasional menyambut pernyataan Jenderal Heydari dengan kewaspadaan tinggi. Amerika Serikat, melalui juru bicara Departemen Luar Negeri, mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan menghindari aksi provokatif yang bisa memicu konflik terbuka di kawasan.

Sementara itu, Rusia dan China mengimbau agar semua negara di Timur Tengah, termasuk Iran dan Israel, menempuh jalur diplomatik untuk meredakan ketegangan dan mencegah perang terbuka.

Situasi Kawasan Memanas

Ketegangan antara Iran dan Israel bukan hanya konflik dua negara, tetapi mencerminkan dinamika kekuatan di Timur Tengah. Banyak pihak khawatir bahwa jika ketegangan ini berlanjut, kawasan bisa terseret dalam perang regional yang melibatkan negara-negara besar lainnya.

Pemerintah Iran sendiri menyatakan bahwa strategi mereka murni bersifat defensif dan bertujuan melindungi kedaulatan nasional dari ancaman luar. Namun, pihak Israel menilai Iran sebagai ancaman eksistensial, terutama karena ambisi nuklir Teheran yang dianggap berbahaya.


Kesimpulan:
Pernyataan tegas Jenderal Heydari menunjukkan bahwa Iran tidak akan mengendurkan kesiapan militernya dalam menghadapi kemungkinan agresi dari Israel. Situasi ini menunjukkan bahwa konflik Iran-Israel masih jauh dari kata usai, dan setiap perkembangan harus terus dipantau oleh komunitas internasional untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *