BERITA DUNIA TERKINI – Selama hampir sebulan, pasukan keamanan di wilayah Puntland yang semi-otonom di Somalia telah bergerak maju ke tempat persembunyian militan ISIS di pegunungan.
Bentrokan paling sengit terjadi akhir minggu lalu ketika pasukan regional mengusir militan dari Turmasaale, lokasi strategis sekitar 150 kilometer di tenggara Bosaso.
Pemimpin Puntland, Said Abdullahi Deni, mengunjungi bandara pada akhir pekan untuk menemui tentara yang terluka, termasuk seorang perwira senior, yang menunjukkan terjadinya perlawanan. Sebelum bentrokan Turmasaale, pasukan wilayah tersebut merebut gua, kamp, dan desa-desa kecil yang sebagian besar tanpa menghadapi perlawanan.
Brigadir Jenderal Ahmed Abdullahi Sheikh, yang hingga baru-baru ini menjabat sebagai komandan operasi khusus untuk tentara Somalia dan telah memantau serangan di wilayah asalnya itu, mengatakan bahwa kehilangan Turmasaale merupakan pukulan bagi ISIS karena wilayah tersebut merupakan rute pasokan utama para militan.
“Di sinilah mereka mengoordinasikan kedua serangan – terutama amunisi yang dikerahkan oleh pesawat nirawak, bom, menyerang pasukan Puntland – tetapi juga mendapatkan pasokan ulang, baik berupa ransum atau apa pun. Jadi, itu merupakan pencapaian strategis oleh pasukan Puntland,” katanya.
Ia mengatakan kedua pihak menderita korban dari pertempuran di Turmasaale, konfrontasi terbesar sejauh ini.
“Pertempuran terjadi hampir setiap hari. Pasukan Puntland menderita korban, terutama dari bom, yang merupakan senjata pilihan terorisme di mana-mana,” katanya. “Tetapi mereka (tentara) telah maju dengan sangat baik selama tiga minggu terakhir. Dan mereka telah merebut beberapa lokasi penting. Pasukan regional sejauh ini pasti lebih unggul.”
Kamp-kamp utama kelompok ISIS, yang terletak di sekitar desa Dhaadaar, belum dapat dijangkau.
Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan Puntland, termasuk serangan bunuh diri yang mematikan pada 31 Desember 2024, yang menurut kelompok itu dilakukan oleh militan dari berbagai negara.
Sheikh mengatakan ia yakin pasukan Puntland dapat meraih kemenangan militer melawan ISIS sebelum Ramadan, yang dimulai dalam empat minggu.
“Operasi ini direncanakan dengan sangat baik. Dipersiapkan dengan sangat baik,” katanya. “Mobilisasinya luar biasa, dan mereka mendapat dukungan besar dari masyarakat setempat, yang sangat penting.”
Sheikh mengatakan kehadiran pejuang asing di kamp-kamp ISIS memberi motivasi ekstra kepada penduduk setempat dan pasukan Puntland.
“Jika Anda merebut pangkalan dan kamp serta markas strategis mereka, bagi saya itu akan menjadi ukuran kemenangan,” tambahnya.
Kehadiran ISIS di Somalia kecil tetapi terus berkembang
Sudah 10 tahun sejak sekitar dua lusin pejuang al-Shabab membelot dari kelompok tersebut, mendirikan cabang ISIS di Somalia, dan menyatakan kesetiaan kepada pemimpin kelompok tersebut saat itu, Abu Bakr al-Baghdadi. Kelompok tersebut tetap kecil selama bertahun-tahun tetapi menarik minat para pejuang asing yang datang ke Somalia, terutama dari Timur Tengah dan dari wilayah-wilayah lain di Afrika Timur.
Beberapa pejabat AS juga percaya bahwa pemimpin ISIS Somalia, tapi ada konsensus bahwa Mumin tetap merupakan tokoh penting. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa baru-baru ini menobatkannya sebagai direktorat provinsi kelompok tersebut, “menempatkannya dalam peran kepemimpinan atas afiliasi [ISIS] di Afrika.”
Di lapangan, para pengamat percaya bahwa Mumin memegang kendali kuat atas kelompok tersebut sebagai pemimpin, serta sebagai pembuat kesepakatan yang bertindak antara penduduk setempat dan militan.
Kantor ISIS di Somalia telah didokumentasikan menjalankan jaringan keuangan kelompok teroris tersebut.
AS mendukung pasukan keamanan Somalia, dan melatih pasukan elit Danab di beberapa lokasi. AS juga telah melakukan serangan udara terhadap al-Shabab dan ISIS, dengan 10 serangan yang dilaporkan pada tahun 2024.
Salah satu serangan menewaskan Mohamed Mire, seorang komandan tinggi al-Shabab pada tanggal 24 Desember di Somalia selatan. Sheikh sendiri dilatih oleh AS dan sebelumnya menjabat sebagai komandan Danab.
Seorang pejabat pertahanan AS menolak berkomentar tentang operasi anti-ISIS yang sedang berlangsung di Puntland tetapi mengatakan Amerika Serikat tidak goyah dalam dukungannya terhadap pasukan Somalia.
“Departemen [Pertahanan] tetap berkomitmen untuk mendukung mitra kami dalam upaya bersama untuk mengganggu, melemahkan, dan mengalahkan VEO [organisasi ekstremis dengan kekerasan] di Tanduk Afrika,” kata pejabat itu kepada VOA, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas upaya kontraterorisme yang sedang berlangsung.
Pentagon “telah mempertahankan fokus jangka panjang dalam bekerja sama dengan negara-negara mitra di Afrika untuk membangun kapasitas kelembagaan pertahanan dan memungkinkan operasi kemitraan… dengan fokus khusus dalam melawan al-Shabab dan ISIS-Somalia,” kata pejabat itu. [lt/ab]