Para jenderal Israel kini semakin enggan melanjutkan serangan ke Gaza, meskipun pemerintah terus menegaskan tekad untuk mengalahkan Hamas. Beberapa faktor utama yang memengaruhi sikap ini antara lain:
1. Kelelahan Fisik dan Mental Pasukan
Sejak dimulainya konflik pada Oktober 2023, pasukan Israel mengalami kelelahan fisik dan mental akibat pertempuran yang intens dan berkepanjangan. Beberapa unit menolak melanjutkan operasi, seperti invasi ke kota Rafah, dengan alasan kelelahan dan trauma psikologis .
2. Taktik Perang Gerilya Hamas
Hamas telah membangun jaringan terowongan bawah tanah yang luas, dikenal sebagai “Metro Gaza”, yang digunakan untuk menyembunyikan pasukan dan senjata. Tentara Israel menghadapi kesulitan dalam menghadapi perang gerilya di lingkungan perkotaan yang padat, meningkatkan risiko korban jiwa .
3. Kekhawatiran Terhadap Perang Berkelanjutan
Beberapa pemimpin militer Israel khawatir bahwa perang yang berlarut-larut akan menguras sumber daya dan moral pasukan. Mereka mempertimbangkan opsi penghentian sementara konflik, meskipun Hamas tetap berkuasa, untuk mencegah “perang abadi” .
4. Dukungan Global yang Menyusut
Perang yang berkepanjangan telah menyebabkan penurunan dukungan internasional terhadap Israel. Beberapa negara sekutu mengkritik kebijakan militer Israel, yang berpotensi mengisolasi negara tersebut di kancah internasional .
5. Kehilangan Nyawa Tentara
Sejak awal konflik, sejumlah tentara Israel, termasuk perwira berpangkat mayor dan letnan kolonel, dilaporkan tewas dalam pertempuran atau bunuh diri akibat tekanan psikologis. Hal ini menambah keprihatinan di kalangan militer mengenai kelanjutan operasi di Gaza .
Meskipun demikian, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus berusaha mencapai tujuannya, termasuk membebaskan sandera dan mengalahkan Hamas, meskipun menghadapi tantangan internal dan eksternal yang signifikan .