Pada tahun 2018 hingga 2019, Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan tarif yang cukup agresif terhadap berbagai negara, termasuk China. Trump menggunakan tarif sebagai cara untuk memperbaiki neraca perdagangan AS dan mengurangi defisit perdagangan dengan negara-negara lain, terutama dengan China. Namun, kebijakan ini memicu ketegangan perdagangan internasional, termasuk ancaman dari China terhadap negara-negara yang terlibat dalam negosiasi tarif dengan AS. Berikut adalah beberapa alasan mengapa China mengancam negara-negara tersebut:
1. Pertahanan Ekonomi dan Kedaulatan Nasional
China memiliki kepentingan besar dalam mempertahankan kebijakan perdagangan yang adil dan menghindari tekanan eksternal yang bisa merugikan perekonomian domestik mereka. Dalam menghadapi kebijakan tarif yang diterapkan AS, China merasa bahwa negara-negara yang terlibat dalam negosiasi tarif dengan Trump bisa memperburuk ketegangan perdagangan global. Oleh karena itu, China mengancam negara-negara ini agar tidak bergabung atau mendukung kebijakan AS yang dianggapnya merugikan ekonomi mereka.
2. Penyelesaian Melalui Diplomasi dan Negosiasi
China lebih memilih untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan melalui jalur diplomatik dan negosiasi bilateral. Ketika negara-negara lain mulai melibatkan diri dalam negosiasi tarif dengan AS, China merasa terancam bahwa kebijakan perdagangan multilateral bisa menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut. Oleh karena itu, ancaman terhadap negara-negara yang bernegosiasi dengan Trump bisa dilihat sebagai bentuk tekanan untuk mendorong mereka kembali ke meja perundingan dan menghindari konfrontasi perdagangan yang lebih besar.
3. Menghindari Pembentukan Aliansi Ekonomi Anti-China
China sangat berhati-hati dalam membangun hubungan ekonomi global. Salah satu alasan mengapa China mengancam negara-negara yang terlibat dalam negosiasi tarif dengan AS adalah untuk menghindari pembentukan aliansi ekonomi yang anti-China. Jika negara-negara tersebut mendukung kebijakan AS, itu bisa mengarah pada pembentukan blok perdagangan global yang lebih besar yang berfokus pada pembatasan atau penangguhan hubungan perdagangan dengan China. China berusaha untuk mencegah terjadinya isolasi ekonomi atau politik dalam kancah global.
4. Penanggulangan Ketergantungan Ekonomi
China merupakan kekuatan ekonomi besar dengan pasar yang sangat besar dan peluang bisnis yang menguntungkan. Negara-negara yang terlibat dalam negosiasi tarif dengan AS berpotensi mengurangi ketergantungan mereka pada China sebagai pasar ekspor. Oleh karena itu, China bisa mengancam negara-negara ini dengan cara memperingatkan mereka tentang potensi dampak negatif terhadap hubungan perdagangan mereka, termasuk akses ke pasar China yang sangat besar.
5. Pengaruh dalam Diplomasi Global
China juga menggunakan ancaman sebagai alat diplomasi untuk mempengaruhi posisi negara-negara lain dalam hubungan internasional. Jika suatu negara memilih untuk mendukung kebijakan AS, China bisa mengancam akan membatasi kerjasama di berbagai sektor, baik itu ekonomi, politik, atau bahkan budaya. China menggunakan ini untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki pengaruh yang besar dalam arena global dan siap untuk memperlakukan negara-negara yang mengambil posisi yang tidak menguntungkan bagi mereka.
6. Respons Terhadap Ketidakadilan Tarif
China merasa bahwa tarif yang dikenakan oleh AS, terutama di bawah pemerintahan Trump, bersifat diskriminatif dan tidak adil. Sebagai respons terhadap kebijakan tarif yang dianggap tidak adil, China mengancam negara-negara yang bernegosiasi dengan Trump sebagai cara untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka. Ancaman ini bisa berupa pembalasan tarif atau bahkan mempengaruhi kerjasama ekonomi di sektor lain.